MEDIACAHAYU – Di tengah meningkatnya kesadaran dunia akan pentingnya ketahanan sistem kesehatan global, Bio Farma tampil percaya diri di forum World Health Assembly (WHA) ke-78 di Jenewa, Swiss.
Produsen vaksin milik negara ini menegaskan komitmennya untuk mendorong alih teknologi dan kemitraan internasional sebagai strategi utama menghadapi tantangan kesehatan masa depan.
Dalam side event bertajuk “Driving Health Transformation: Promoting Healthy Lives and Wellbeing for All”, Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, memaparkan kontribusi konkret perusahaan dalam ekosistem kesehatan global. Ia menggarisbawahi bahwa Bio Farma bukan hanya pemain nasional, melainkan aktor penting dalam rantai pasok vaksin dunia.
“Bio Farma memproduksi 75 persen vaksin polio global. Lebih dari 2 miliar dosis nOPV2 telah kami distribusikan ke lebih dari 40 negara melalui UNICEF,” ujar Shadiq di hadapan forum internasional.
Lebih dari sekadar angka, pernyataan itu mencerminkan posisi strategis Bio Farma di kancah global. Kolaborasi jangka panjang dengan negara-negara maju seperti Jepang dalam transfer teknologi vaksin polio, serta kerja sama dengan MSD dalam produksi vaksin HPV lokal “Lusaka”, menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk bersaing sekaligus berkontribusi dalam pencapaian target kesehatan global.
Komitmen Bio Farma pun diuji saat pandemi COVID-19. Ketika dunia dilanda krisis suplai vaksin, Bio Farma menjadi pusat produksi regional dan menjalin kolaborasi dengan Baylor College of Medicine untuk mengembangkan vaksin lokal.
Kini, perusahaan tersebut melangkah lebih jauh dengan membangun infrastruktur untuk teknologi vaksin masa depan, termasuk platform vektor virus dan mRNA, sebagai bagian dari inisiatif transfer teknologi WHO.
“Pengalaman selama pandemi memberi pelajaran penting. Keberhasilan jangka panjang hanya bisa dibangun lewat kepercayaan, kemitraan sejajar, dan berbagi teknologi,” lanjut Shadiq.
Momentum WHA ke-78 ini dinilai strategis. Bio Farma melihat peluang besar untuk membangun jejaring global yang memperkuat sistem kesehatan yang lebih inklusif, tangguh, dan responsif terhadap krisis di masa depan.
Dengan posisi sebagai penyedia vaksin utama di banyak negara berkembang, Bio Farma berharap dapat memperluas perannya tidak hanya sebagai produsen, tetapi juga sebagai pusat pengetahuan dan inovasi teknologi vaksin di Asia dan dunia.***