MEDIACAHAYU — Di tengah kerentanan wilayah Jawa Barat terhadap bencana alam dan tantangan geografisnya yang rumit, secercah harapan datang dari langit.
Pesawat N219, buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), kini dipertimbangkan sebagai salah satu solusi kunci untuk menjawab persoalan distribusi bantuan yang selama ini terkendala akses darat.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, yang mengunjungi fasilitas produksi PTDI di Bandung, Selasa (3/6/2025), menyaksikan langsung pesawat karya anak bangsa itu. Di hadapannya bukan hanya tampak pesawat ringan berkapasitas 19 penumpang, tetapi juga potensi jembatan udara yang mampu menembus isolasi dan menyelamatkan nyawa di masa darurat.
“Insya Allah dalam waktu dekat kita akan bekerja sama menggunakan N219 untuk penanganan kebencanaan, khususnya di daerah-daerah yang sulit dijangkau lewat darat,” ujar Erwan usai berkeliling selama dua jam di kompleks PTDI.
Dalam konteks geografis Jawa Barat, pernyataan itu bukan isapan jempol. Wilayah seperti Sukabumi, Cianjur, dan Garut menyimpan tantangan tersendiri dalam hal evakuasi dan logistik ketika bencana melanda. Tidak sedikit kasus di mana bantuan logistik baru tiba setelah berjam-jam, bahkan berhari-hari, karena putusnya akses jalan.
Dengan N219, waktu tempuh lima hingga enam jam bisa dipangkas menjadi hanya 30 hingga 40 menit. Ini bukan sekadar soal kecepatan, tetapi soal menyelamatkan nyawa dan menjaga ketahanan masyarakat pasca bencana.
Langkah Strategis
Lebih dari sekadar alat angkut, N219 adalah manifestasi dari mimpi Indonesia memiliki moda transportasi udara yang mandiri dan kontekstual dengan kebutuhan daerah.
Dalam situasi darurat, pesawat ini bisa difungsikan sebagai ambulans udara, pengangkut logistik, hingga alat evakuasi cepat.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyambut antusias rencana kolaborasi tersebut. Baginya, ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga panggilan untuk menjawab kebutuhan bangsa.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Pemprov Jabar. Insya Allah, N219 siap digunakan untuk misi sosial dan kemanusiaan, termasuk pertolongan saat bencana,” tutur Gita.
Bagi PTDI, keterlibatan dalam penanggulangan bencana adalah bukti bahwa industri strategis dalam negeri mampu berkontribusi langsung pada kesejahteraan rakyat, tidak hanya lewat teknologi, tetapi juga lewat keberpihakan.
Dimensi Sosial
Dalam kunjungannya, Erwan juga menyoroti Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan PTDI. Menurutnya, pendekatan kolaboratif antara industri dan pemerintah sangat penting untuk membangun daya tahan masyarakat, tidak hanya saat krisis, tetapi juga dalam pembangunan berkelanjutan.
Mimpi itu memang belum sepenuhnya mengudara. Namun dengan sinergi antara pemerintah daerah dan industri strategis nasional, langit Jawa Barat mungkin segera dipenuhi harapan. N219, bukan sekadar pesawat, melainkan simbol kesiapsiagaan dan kecepatan bertindak dalam menyelamatkan sesama.***