MEDIACAHAYU — Di tengah maraknya pelanggaran perlintasan sebidang dan meningkatnya kekhawatiran atas pelecehan seksual di ruang publik, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon menggandeng Komunitas Edan Sepur untuk turun langsung ke lapangan, Sabtu (12/7).
Tujuannya jelas: membangkitkan kembali kesadaran publik yang kian tumpul terhadap keselamatan dan rasa aman di lingkungan transportasi umum.
Dua fokus utama sosialisasi yang digelar adalah keselamatan di perlintasan sebidang tak terjaga dan pencegahan pelecehan seksual, masing-masing dilakukan di titik rawan kecelakaan JPL 196, Desa Dawuan, dan di Stasiun Cirebon Prujakan.
Manager Humas Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, mengungkapkan bahwa keterlibatan komunitas pecinta kereta api menjadi strategi penting dalam menjangkau masyarakat secara lebih humanis.
“Kami ingin masyarakat sadar bahwa mendahulukan perjalanan kereta api bukan hanya aturan, tapi kewajiban moral. Dan soal pelecehan, kami ingin penumpang —terutama perempuan— merasa aman dan tahu bahwa mereka tak sendiri,” ujar Muhibbuddin dikutip minggu, (13/7/2025)
Kegiatan di lapangan mencakup pembentangan spanduk, poster, hingga imbauan lisan menggunakan pengeras suara kepada pengendara yang melintasi perlintasan. Namun tantangan tetap ada: banyak pengguna jalan masih enggan berhenti atau menoleh sebelum menyeberang rel, seolah terburu waktu lebih penting daripada nyawa.
Sementara di Stasiun Prujakan, kampanye anti pelecehan dilakukan melalui edukasi langsung dan pembagian bunga serta cokelat kepada para penumpang.
Di sela kegiatan, penumpang diajak menandatangani petisi simbolik di atas banner sebagai komitmen bersama melawan pelecehan.
“Antusiasme terlihat dari banyaknya penumpang yang ikut membubuhkan tanda tangan. Ini bukan sekadar aksi seremonial, tapi bentuk perlawanan simbolik yang penting untuk digaungkan terus-menerus,” ucap Muhibbuddin.***