MEDIACAHAYU – Di balik selembar prangko, sejarah besar bangsa kerap tersembunyi. Selasa siang di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyingkap lembaran itu kembali lewat peluncuran seri “Para Pendiri Bangsa.”
Seri ini memuat wajah 79 tokoh anggota BPUPKI, ditambah satu gambar gedung bersejarah tempat sidang penentuan arah kemerdekaan digelar.
Fadli menyebut prangko itu bukan sekadar benda koleksi, melainkan “material culture” yang merekam memori kolektif bangsa.
“Jangan pernah kita meninggalkan sejarah. Sejarah ini penting bagi generasi muda,” ujarnya tegas. Ia mengaku pemerintah belum pernah menerbitkan seri khusus yang memajang wajah para anggota BPUPKI secara lengkap.
Usulan penerbitan prangko ini datang dari berbagai kalangan, termasuk komunitas kolektor filateli. Dengan terbitnya seri ini, pemerintah ingin memastikan perjuangan para pahlawan tak sekadar tersimpan di buku pelajaran, tetapi hadir di keseharian masyarakat, bahkan di sudut amplop yang melintasi jarak.
Acara peluncuran dihadiri 17 perwakilan keluarga tokoh bangsa, mulai dari keluarga Soekarno, Mohammad Hatta, hingga Teuku Muhammad Hasan. Kehadiran mereka, kata Fadli, menjadi pengingat bahwa sejarah adalah milik bersama, bukan sekadar catatan resmi negara.
Seri prangko prisma ini diterbitkan dalam 80 kopur, tiap lembar menjadi bukti bea kirim pos sekaligus cermin perjalanan panjang menuju kemerdekaan.***