MEDIACAHAYU – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar Djakarta International Theater Platform (DITP) 2025, sebuah ajang pertemuan seniman lintas negara yang tidak hanya menjadi panggung teater internasional, tetapi juga arena strategis untuk regenerasi seniman muda dan diplomasi budaya kota.
Ketua DKJ Bambang Prihadi menegaskan bahwa DITP tidak sekadar pertunjukan, melainkan bagian dari dorongan agar kebijakan kebudayaan menjadi bagian dari politik kota.
“Dalam konteks Djakarta International Platform ini yang kita dorong adalah agar kota benar-benar punya kepentingan politik kesenian,” ujar Bambang dikutip Rabu (6/8).
Gelaran DITP tahun ini diikuti oleh sejumlah seniman dari negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Myanmar, dan Vietnam, yang menampilkan karya lintas budaya dalam bingkai pertunjukan teater.
Partisipasi mereka diharapkan mampu memperluas jejaring kolaborasi sekaligus mempromosikan Jakarta sebagai kota seni pertunjukan yang terbuka dan progresif.
Lebih dari itu, DITP diharapkan mampu memberi ruang pertumbuhan bagi seniman muda lokal yang tengah mencari bentuk dan suara dalam ekosistem seni yang lebih luas.
“Program ini menjadi sarana tumbuhnya para seniman-seniman muda lewat karya yang inspiratif dan berkelanjutan,” tambah Bambang.
Secara strategis, kehadiran DITP juga dianggap mendukung empat pilar kebudayaan nasional: pembinaan, pengembangan, pelindungan, dan pemanfaatan. Dalam konteks pemanfaatan, DITP diposisikan sebagai pengungkit branding kota dan pendorong perputaran ekonomi kreatif, terutama melalui kunjungan wisatawan dan konsumsi budaya.
“Festival seperti ini pasti berdampak ekonomi. Dari tiket, akomodasi, hingga konsumsi. Masyarakat bisa sejahtera. Tapi festival juga harus dievaluasi, berapa orang yang datang, berapa yang menginap, berapa yang akhirnya mengenal Jakarta lewat teater,” jelas Bambang.
Sebagai pembuka festival, malam ini dipentaskan lakon berjudul “Plunge” karya Jean Tay dari Singapura, sebagai bagian dari pertunjukan lintas batas yang menandai semangat inklusi dan pertukaran budaya yang menjadi jiwa dari DITP.