MEDIACAHAYU – Di sebuah sudut Rumah BUMN Cirebon, Sri Hariyati tampak tersenyum sambil menunjukkan kain batik karyanya.
Batik dengan motif khas Cirebon itu bukan lagi sekadar produksi rumahan. Kini, usahanya mulai dikenal, mengikuti pameran, bahkan bersiap menembus pasar ekspor.
“Dulu usaha saya terbatas di rumah, tidak punya izin resmi. Setelah dibina Rumah BUMN, usaha saya berkembang dan punya arah,” ujarnya.
Cerita Sri hanyalah satu dari lebih 1.000 UMKM binaan PLN yang bernaung di Rumah BUMN Cirebon, Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo. Program ini tak hanya memamerkan produk, melainkan juga menjadi pusat pembelajaran. Di dalamnya, para pelaku usaha belajar literasi keuangan, pemasaran digital, hingga manajemen usaha.
Saat berkunjung pada Jumat (29/8), Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf melihat langsung geliat itu. Dari batik Trisha yang berinovasi dengan canting elektrik ramah lingkungan, kain ecoprint berbahan alami, hingga karya PUKA (Penyandang Disabilitas Unggul Karya) yang membuka ruang inklusi sosial.
“Rumah BUMN bukan sekadar pusat pembinaan, melainkan wadah mencetak wirausaha tangguh yang siap bersaing. Semangat inovasi UMKM di Cirebon adalah modal penting membawa produk lokal ke pasar global,” kata Aminuddin.
Bagi Sugeng Widodo, General Manager PLN UID Jawa Barat, Rumah BUMN adalah wujud peran PLN yang lebih luas. “PLN tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga menjadi bagian dari ekosistem ekonomi rakyat,” ujarnya.
Rumah BUMN Cirebon telah menjelma menjadi ruang kolaborasi antara energi, usaha kecil, dan harapan besar. Dari sinilah lahir cerita-cerita UMKM tangguh yang berjuang naik kelas, membuktikan bahwa cahaya listrik juga bisa menjadi cahaya masa depan ekonomi rakyat.***