MEDIA CAH AYU – Hari Lahan Basah Sedunia dinyatakan setiap tanggal 2 Februari. Peristiwa ini ditandai dengan adanya Konvensi Lahan Basah di tepi Laut Kaspia, Kota Ramsar, Iran pada 2 Februari 1971.
Tema Hari Lahan Basah Sedunia tahun 2024 yang diangkat kali ini ialah ‘Lahan Basah dan Kesejahteraan Manusia’.
Diharapkan lahan basah dapat diakui kepentingannya bagi manusia dan alam. Menggaris bawahi nilai intrinsik ekosistem lahan basah serta manfaat dan jasanya, termasuk kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia.
Seberapa penting lahan basah bagi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup? Berikut informasi selengkapnya.
Definisi Lahan Basah
Melansir dari situs resmi PBB, Lahan basah adalah suatu ekosistem dimana air merupakan faktor utama yang mengendalikan lingkungan.
Definisi lahan basah mencakup ekosistem air tawar, laut, pesisir, seperti semua danau dan sungai, akuifer bawah tanah, rawa-rawa, padang rumput basah, lahan gambut, oasis, muara, delta dan dataran pasang surut, hutan bakau dan wilayah pesisir lainnya, seperti terumbu karang. Semua situs buatan manusia seperti kolam ikan, sawah, waduk, dan juga padang garam.
Lahan basah penting untuk manusia dan alam. Mereka melindungi 60% populasi pantai dan umat manusia dari bencana seperti badai dan tsunami. Selain itu, sekitar 1 dari 8 mencari nafkah dari lahan basah.
Mengapa bisa? Karena hampir 40% keanekaragaman hayati, tumbuhan dan hewan hidup berkembang biak di lahan basah. Lahan basah dapat menjadi mata pencaharian karena menyediakan sumber pasokan makanan dan sebagai tempat pariwisata.
Meskipun lahan basah hanya menutupi sekitar 6% permukaan bumi, mereka menyediakan jasa ekosistem seperti pengaturan air, termasuk pengendalian banjir dan permunian air.
Mengapa Lahan Basah Perlu Disoroti?
Lahan basah merupakan ekosistem yang paling terancam punah di bumi. Penyebabnya karena ada aktivitas manusia yang berlebihan, seperti drainase dan penimbunan untuk pertanian dan konstruksi, polusi, penangkapan ikan besar-besaran dan eksploitasi sumber daya berlebihan.
Oleh karena itu, lahan basah menghilang tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan hutan. Bentang alam basah yang asalnya berdampak positif bagi kesejahteraan manusia akan hilang dan mengakibatkan dampak buruk bagi perubahan iklim.
Dengan demikian, Hari Lahan Basah Sedunia tahun 2024 bisa menjadi perhatian bagi masyarakat untuk mendidik dan memobilisasi sumber daya dalam mengatasi pelestarian lahan basah.***(Alifya Syifaa-ul Fathonah)